Alumni berkarya untuk masyarakat: Tri Hanifawati, S.Si.

Beberapa dokumentasi kegiatan saya bersama MITI-Mahasiswa di Yogyakarta tahun 2011. Liat yuk ^^

Ini acara saat mengisi acara Training Riset Comdev (TRC) di UNY. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman riset dan community development (pengembangan komunitas masyarakat) berbasis Teknologi Tepat Guna serta memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan hasil risetnya di masyarakat.  


Ini kegiatan belajar membuat telur asin dari telur itik bersama ibu-ibu PKK di Dusun Bedukan, Desa Pleret, Bantul. Ternyata mudah ko membuat telur asin. Pertama telur dicuci dengan menggunakan sabut kasar agar pori-pori telurnya terbuka sehingga garam mudah terserap. Setelah itu siapkan tanah, serbuk batu bata, dan garam, lalu dicampur dengan air (gunakan air matang agar hasilnya lebih bagus). Setelah itu telur dilumuri pakai campuran bahan tadi (kayak gambar di atas) dan didiamkan selama 15-20 hari. Semakin lama waktu didiamkannya katanya rasanya semakin enak loh ^^. Mau nyoba? mudah kan... dan kalau sudah diasinkan lalu dimasak, telur asin ini bisa tahan lebih lama dibandingkan telur biasa karena pengasinan kan bisa sebagai salah satu cara pengawetan makanan.

Setelah itu belajar pembibitan tanaman bersama kelompok ternak NITI Rejeki di Dusun Bedukan. Pupuknya pakai pupuk organik dari kotoran sapi loh dan kita juga membuat pupuk itu sendiri. Dan prosesnya juga mudah. Yang ditanam saat itu adalah tanaman sayuran (terong, tomat, cabe). Dan hasilnya bagus loh dan pastinya lagi lebih sehat karena pakai pupuk organik ^^. Yap di Dusun Bedukan itu sudah ada sentra khusus peternakan, pengolahan limbah ternak, dan pemanfaatan limbahnya. Ada ternak sapi, kambing, lele, itik, dan yang sekarang lagi dirintis oleh saya dan temen2 MITI-Mahasiswa adalah ternak ayam buras super. 

Ini kegiatannya masih sama seperti di atas, yakni pembibitan tanaman dalam polibag. Ibu-ibunya dan bapak-bapaknya semangat banget loh nanam bibit ^^

Nah yang ini foto ramerame duduk bergembira (rapat maksudnya) lagi bahas rencana program Integrated Farming System nya RCDC MITI-Mahasiswa ke bapak Muknisun dan Mas Anton, mereka berdua adalah para ponggawanya kelompok ternak NITI Rejeki di Dusun Bedukan, Desa Pleret. Bapak Muknisun ini adalah ketua LKMD sekaligus ketua kelompok ternak NITI Rejeki, sedangkan mas Anton ini adalah wakilnya di NITI Rejeki. Sedangkan yang lainnya itu adalah kakak saya dan temen2 dari kampus UGM, UNY, dan UIN yang tergabung dalam cluster riset comdev RCDC MITI-Mahasiswa wilayah DIY. 

Ini adalah calon sekretariat NITI Rejeki yang juga mau difungsikan untuk perpustakaan dusun Bedukan. Disini juga tempat penyimpanan mesin penetasan telur untuk DOC itik. Namun mesinnya masih semi otomatis karena merangkai sendiri dan kapasitasnya masih kecil. Namun begitu sudah bisa memenuhi kebutuhan DOC itik secara mandiri. 

Kalau ini kegiatan sewaktu study lapangan TFT Riset Comdev MITI-Mahasiswa. TFT ini dihadiri oleh sekitar 50 mahasiswa dari beberapa kampus di Indonesia (dari wilayah Jateng-DIY, Jatim, Jabar, Jakarta, bahkan ada dari Sulawesi). Hari pertama acara dilaksanakan secara klasikal di kampus UIN Sunan Kalijaga dan fokus pada pemberian materi riset comdev, sedangkan pada hari kedua kita study lapangan ke desa wisata Sukunan, Yogyakarta. Disana kita belajar tentang manajemen pengelolaan limbah dari mulai limbah rumah tangga, limbah cair, sampai limbah ternak. Produknya macam-macam, ada pupuk kompos, kerajinan dari barang-barang bekas (cangkang telur, kain, plastik, kertas), batu bata dari stereofoam, pengolahan limbah cair (hiks..saya lupa namanya apa ya?), dan pembuatan biogas dan pupuk organik dari kotoran sapi. Pokoknya keren dah desanya makanya tidak heran jika sekarang sudah jadi desa wisata. 

Nah ini saat madame Jane memberikan ceramahnya kepada peserta TFT Riset Comdev. Madam Jane ini adalah warga negara Australia yang pertama kali merintis pengolahan limbah di Desa Sukunan. Sampai sekarang masih rajin berkunjung ke desa tersebut. Dengan berapi-api beliau menceritakan kisahnya sampai tergerak untuk mengelola dusun sukunan sedemikan rupa sehingga menjadi maju seperti sekarang ini. Intinya berawal dari keprihatinan melihat kondisi sampah yang tidak terkelola dan sangat mencemari lingkungan. Bangsa Indonesia harusnya belajar banyak nih dari madam Jane, beliau ada yang bangsa asing mau peduli dengan lingkungan Indonesia seharusnya kita lebih peduli dong ya ^^. Ayuk kita berkarya dan berkontribusi untuk negeri ^^. Tapi ada sedikit aneh tuh dari nasehatnya si madame sesaat sebelum mengakhiri ceramahnya dia mengatakan (dengan logatnya yang khas orang barat  bicara Indonesia) "salah satu yang dapat menyebabkan pencemaran udara adalah pembakaran sampah plastik karena pembakaran plastik menghasilkan gas beracun dioxin yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan penyakit seperti saraf, paru-paru, jantung, ginjal, dan kanker. Satu lagi selain pembakaran sampah yaitu asap kendaraan karena menghasilkan gas beracun karbonmonoksida. Jadi, kalo pergi-pergi jangan pakai kendaraan bermotor." Namun sesaat kemudian setelah mengisi forum madame Jane melaju kencang dengan sepeda  motornya sambil melambai-lambaikan tangan ke arah peserta TFT. Waduh ini madame katanya gak boleh pakai kendaraan bermotor hehe....

Kalo ini adalah acara pembuatan pakan ternak silo untuk sapi bersama kelompok ternak NITI Rejeki. Silo ini merupakan pakan sapi alternatif yang dieproleh dari rumput-rumput hijau segar. Biasanya yang digunakan adalah rumput raja. Cara membuatnya cukup mudah yakni dengan mencacah rumput tersebut sepanjang 15-20 cm kemudian dicampur dengan bahan lain yakni air, molase, dan bekatul. Tujuan pembuatan pakan silo ini adalah untuk meningkatkan kualitas pakan ternak, pengawetan, memudahkan penyimpanan, dan meningkatkan efisiensi serta kesukaan sapi terhadap pakan tersebut (hehe...mengutip apa yang disampaikan salah satu dari tim cluster peternakan RCDC MITI-M karena saya background-nya kimia bukan peternakan). 

Nah gambar terakhir ini adalah proses pembuatan pakan organik dari kotoran sapi. Cara membuatnya hanya dengan mencampur kotoran sapi dengan sekam padi, bubuk gergaji, kapur bubuk (gamping), dan stardek. Stardek ini juga bisa dibuat dengan cara mencampurkan sari buah busuk atau sari/ekstrak gedebok pisang dan dicampur dengan gula putih. I liter ekstrak tanaman tadi dicampur dengan 1 kg gula pasir dan didiamkan selama 2-3 minggu dalam wadah tertutup jadilah stardek. Nah kompos inilah yang tadi digunakan oleh ibu-ibu dan bapak-bapak di atas untuk menjadi pupuk dalam pembibitan tanaman dalam polibag. Oh ya di foto tersebut juga nampak ada bapak DR Warsito P.Taruno. Beliau adalah ketua MITI (Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia). Beliau juga merupakan seorang penemu alat pemindai tubuh (tomografi) yang dinamakan ECTV 4D (Electrical Capacitance Tomografi Volume) yang telah dipatenkan di Amerika dan lembaga paten internasional PTO/WO tahun 2006. Teknologi temuannya ini juga telah digunakan oleh NASA (lembaga antariksa AS) untuk memindai objek dielektrika selama misi ke antariksa. (baca lengkap profil beliau disini yaks ^__^). Sekian dulu ya liputan perjalanannya, InsyaAllah saya sambung lagi jika ada yang baru :D. 

Salam kontributif dan inovatif... Salam akselerasi!

0 komentar: